Senin, 30 April 2012

Rumus Seorang Tukang Parkir


Saya pernah membaca sebuah sebuah artikel dimana artikel tersebut  mengangkat tema kehidupan seorang tukang parkir, dan sangat bagus sekali apabila kita mampu menangkap dan mengaplikasikan pesan/makna dari ceritanya. Artikel ini menggambarkan tentang suatu proses dalam kehidupan yang di analogikan dengan salah satu sikap teladan yang dimiliki oleh seorang tukang parkir. Kini saya mencoba untuk mengulas kembali sikap teladan yang dimiliki seorang tukang parkir.
"Tukang parkir,,, coba kita lihat walaupun dilahan nya terdapat mobil-mobil bagus dan mewah tapi tak terlihat kesombongan sedikit pun. Begitu pula dengansilih bergantinya mobil, baik yang bagus dengan yang lebih bagus lagi atau yang lebih jelekm tak juga membuatnya menjadi takabur atau minder. Bahkan ketika diambil satu persatu sampai habis sekalipun, tak tampak rasa duka atau sedih karena merasa kehilangan.
Mengapa demikian? karena penyebabnya adalah tukang parkir tidak merasa memiliki melainkan hanya merasa dititipi. Jadi ada dan tidak ada banyak mempengaruhi sikap mentalnya.
Dengan kata lain, kesombongan seseorang , keminderan , iri, dengki , atau pun ketakutan akan kehilangan duniawi merupakan indikasi bahawa dia belum sampai pada keyakinan bahwa semuanya hanya lah titipan Alloh belaka. Semakin lemah keyakinan seseorang, maka dia akan semakin tersiksa dan diperbudak oleh perasaan salahnya, dan itu akan membuat dia semakin menderita.
Jikalau sudah kokoh dan mantap keyakinan bahwa segala-galanya hanyalah milik Alloh semata, dan kita hanya sekedar makhluk yang mampir sebentar di dunia ini maka aka nada suatu kondisi batin yang mantap di mana kita tak goyah oleh ada dan tiada, Tidak ada kesombongan, minder, iri, dengki, dan ketakutan akan kehilangan ataupun kesedihan dengan ketiadaan."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar