Jumat, 07 September 2012

My Father in Memoriam, we always love you "Papah"



Sore itu kuterima kabar.. sontak seakan kaca di sebuah rumah besar yang pecah dihadapanku hingga suaranya menusuk telingaku dan langsung mengoyak-ngoyakan dan menghantam hati  yang kala itu sedang rapuh. Sesaat aku menjerit terhadap diriku sendiri hingga aku tak bisa menahan nya dan seketika itu deras mengalir dari pelipisku air mata yang tak dapat kubendung lagi. Setengah tak percaya kalau ini harus terjadi disaat aku yang tak berdaya tertegun dan berkata aku belum bisa membahagiakan beliau.. aku belum biasa berbuat apa-apa untuk nya. Namun mungkin Tuhan berkehandak lain, beliau harus segera mengambil pasport untuk terbang kesana dan tak akan kembali lagi, mungkin beliau hanya bisa menatap kami dari sana. Terkadang hati ku bergumam mengapa harus secepat ini, mengapa harus sekarang,... aku masih merindukannya kami belum bersua semnjak kedatangan ku terkahir di rumah kami tercinta. Ku tak tau kalau saat itu pemberian ice cream terakhir untuk ku dan bisa duduk dibelakang punggungmu juga menatapmu. Ku tak tau kalu saat itu akan menjadi pertemuan terakhir untuk ku.
Disaat aku sepi sendiri disini menatap waktu yang terus bergulir dan hanya ditemani iringan dentingan melodi, saat itu juga aku bisa merindukanmu dan mengingatmu namun segera ku panjatkan doa untuk mu, agar kau tak kesepian juga disana karena disini anak mu akan selalu memanjatkan doa untuk mu, setiap saat setiap detik mengingatmu, mungkin ini tak seberapa dengan pengorbanan mu selama ini, merawat ku hingga aku berusia 21 tahun ini. Ayah.. terimakasih beribu terimakasih yang belum sempat aku ucapkan padamu, entah harus bagaimana lagi caranya kini kau terlalu jauh dari pandanganku, kini kau terlalu jauh untuk aku bisa bertemu dengan mu. Di usia ku yang menginjak 21 tahun aku benar-beanr merasakan arti pentingnya dirimu, rasa kangen yang mungkin tidak akan dirasakan oleh pasangan kekasih sekalipun karena lebih keras dari yang kubayangkan. Kau...... adalah ayah terbaik yang pernah kumiliki, kau mendidik ku hingga aku menjadi besar kau juga pemberi motivasi hidupku selama ini, aku merasa sangat nyaman jika kau berada disampingku apalagi ketika semua para keluarga sedang berkumpul, aku merasa bangga sekali memmilikimu ketika itu. Kau orang yang tangguh, pekerja keras, bertanggung jawab, berwibawa dan benar benar mencintai keluarga. Dari kecil hingga seperti sekarang ini kau selalu memanjakanku, kau juga selalu beri nasehat dan saran disaat ku bimbang. 
Canda gurau serta kejayusan yang  sering ku hampiri saat ku berada di rumah selalu mencairkan dan menghangatkan kita semua seberat dan sebesar apapun beban masalah yang sedang menghampiri itu seketikahilang jika kita sedang bersama, walau kini aku tidak akan pernah mendengarkannya lagi namun kau akan selalu dihati kami. Tiap saat ku merindukanmu hanyalah doa yang bisa kukirimkan untukmu disana, Tuhan..............jagalah beliau disana, berikan tempat terbaik unuknya disana, sperti saat dia menjagaku disini. Tuhan berikan kami semua kekuatan dan ketabahan untuk bisa menjalani esok hari, agar kita semua bisa meliahat beliau bahagia disana walau mungkin ini berat namun aku percaya  pada semua dibalik semua rencanamu pasti ada hikmah dan kebahagiaan ketika saya melihat pelangi dalam mimpi itu menggores langit biru diantara hamparan gunung hijau itulah langit yang habis di terpa badai hujan kemudian badai tersebut berhenti lalu kemudian berganti menjadi birunya langit yang dihiasai keindahan pelangi cinta. Kami semua mencintaimu.... Tuhan kami mohon agar nanti kau mempertemukan kami kembali disana amin....ALLAHUMMAGFIR LAHU WARHAMHU WA AFIHI WA'FU ANHU Semoga Allah SWT senantiasa menjagamu dan menghormati kedatanganmu,
Menerangi kuburmu dengan Cahaya yang terang..Menempatkanmu di tempat terindah
Dan Semoga ALLAH SWT mempertemukan kami di surgaNYA kelak...
Amin...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar